Piramida Giza, Mesir memang kaya sejarah. Bangunan berbentuk segitiga sama sisi yang berumur ratusan ribu tahun ini, merupakan tempat peristirahatan para penguasa Mesir kuno yang bergelar Fir’aun.
Tetapi tahukah Anda, bahwa upaya penggalian dan eksplorasi piramida Giza pertama kali itu justru dilakukan pada masa Dinasti Umayyah (661-750 M).
Ketika itu kondisi piramida Giza, sungguh tak terurus, dan penuh dengan tumpukan debu, menutupi semua bagiannya. Bisa dibayangkan, seberapa kubik debu pasir menggunung menutupi bangunan setinggi puluhan meter itu.
Tetapi menurut catatan Abu al-Hasan al-Mas’udi dalam kitabnya Muruj ad-Dzahab, kondisi tersebut tak menyurutkan minat Abdul Aziz bin Marwan, gubernur Mesir ketika itu untuk mengeksplorasi piramida.
Abdul Aziz yang merupakan saudara kandung dari Abdul Malik bin Marwan (685-705 M) khalifah Dinasti Umayyah itu mendapat kabar, bahwa piramida menyimpan harta karun berharga, seperti emas, perak, berlian, dan batu marmer menawan.
Upaya penggalian pun dimulai. Sebanyak 100 pekerja dikerahkan untuk membersihkan dan menggali piramida yang tertutup dengan debu dan pasir. Peralatan sangat sederhana. Jangan bayangkan mereka dibekali alat serba modern seperti sekarang.
Misi pencarian akhirnya membuahkan hasil. Perlahan, mulai tampak patung-patung-patung emas peninggalan para raja Firaun dan puing-puing rerentuhan.
Temuan awal tersebut semakin menggiurkan Sang Gubernur. Penggalian diintensifkan dengan tambahan tenaga yang lebih banyak.
Namun, ambisi tersebut justru berujung petaka. Suatu ketika, pada malam hari, terdengar gemuruh keras yang terdengar hingga radius puluhan kilo meter.
Lokasi penggalian runtuh dan mengubur hidup-hidup para pekerja. Penyebabnya belum diketahui hingga sekarang. Insiden ini menjadi alasan Sang Gubernur menghentikan proyek ambisius itu.
Jumlah korban meninggal diperkirakan mencapai ribuan pekerja dan mereka dikubur di lokasi mereka tertimpa rerentuhan.
Sang Gubernur pun bersedih. ”Runtuhan ini mengerikan dan di luar dugaan. Kami berlindung kepada Allah SWT.”
Misi penggalian kembali pernah diupayakan beberapa dekade setelah itu, tepatnya pada masa al-Ma’mun, khalifah Dinasti Abbasiyah yang datang langsung dari Baghdad, menuju Mesir untuk memimpin misi. Namun, proyek pun gagal.
TERSEDIA JUGA: